Gagasan yang menuai pujian dari banyak kalangan Gagasan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menjadikan Indonesia sebagai 'Poros Maritim Dunia' memantik pujian. Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodhawardani menyebutnya sebagai ide yang cemerlang dan visioner.
Praktisi yang akrab disapa Dani itu menilai Jokowi sepertinya sadar betul bahwa pusat geo-politik dan geo-ekonomi sudah bergeser dari Barat ke Asia Pasifik. Fakta ini mendorong Indonesia harus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif dan mengabdi kepada kepentingan nasional.
"Artinya, politik luar negeri yang kita jalankan harus bermanfaat bagi rakyat," kata Dani saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/6/2014).
Apalagi saat ini kawasan Asia menjadi wilayah paling dinamis secara ekonomi. Di kawasan ini pula, rivalitas negara-negara besar akan terjadi, yakni di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Di tengah pertarungan semua itu, gagasan Jokowi yang akan menjadikan Indonesia sebagai 'Poros Maritim Dunia', patut diapresiasi. Dengan doktrin tersebut Indonesia akan menjadi kekuatan utama antara dua samudera.
"Sudah terlalu lama kita menyangkal takdir kita sebagai negara kepulauan yang seharusnya laut menjadi pusat kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat bagi bangsa dan negara," kata Dani.
Doktrin Jokowi tersebut menurut Dani bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa pemenang dalam pertarungan global abad 21.
Saat debat putaran III pada Minggu (22/6/2014) Jokowi memaparkan visinya membangun poros maritim dunia di wilayah perairan Indonesia. Poros maritim ini akan membuat Indonesia disegani negara lain.
"Kita bisa membangun poros maritim dunia yang baik sehingga peran kita jelas. Negara lain mau tidak mau mendekati kita karena mereka punya kepentingan masuk ke perairan kita," kata Jokowi saat debat Minggu lalu.
Praktisi yang akrab disapa Dani itu menilai Jokowi sepertinya sadar betul bahwa pusat geo-politik dan geo-ekonomi sudah bergeser dari Barat ke Asia Pasifik. Fakta ini mendorong Indonesia harus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif dan mengabdi kepada kepentingan nasional.
"Artinya, politik luar negeri yang kita jalankan harus bermanfaat bagi rakyat," kata Dani saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/6/2014).
Apalagi saat ini kawasan Asia menjadi wilayah paling dinamis secara ekonomi. Di kawasan ini pula, rivalitas negara-negara besar akan terjadi, yakni di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Di tengah pertarungan semua itu, gagasan Jokowi yang akan menjadikan Indonesia sebagai 'Poros Maritim Dunia', patut diapresiasi. Dengan doktrin tersebut Indonesia akan menjadi kekuatan utama antara dua samudera.
"Sudah terlalu lama kita menyangkal takdir kita sebagai negara kepulauan yang seharusnya laut menjadi pusat kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat bagi bangsa dan negara," kata Dani.
Doktrin Jokowi tersebut menurut Dani bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa pemenang dalam pertarungan global abad 21.
Saat debat putaran III pada Minggu (22/6/2014) Jokowi memaparkan visinya membangun poros maritim dunia di wilayah perairan Indonesia. Poros maritim ini akan membuat Indonesia disegani negara lain.
"Kita bisa membangun poros maritim dunia yang baik sehingga peran kita jelas. Negara lain mau tidak mau mendekati kita karena mereka punya kepentingan masuk ke perairan kita," kata Jokowi saat debat Minggu lalu.
0 komentar:
Post a Comment