"Ada beberapa orang Indonesia yang di-hire (direkrut) untuk bekerja di pusat-pusat perawatan pesawat di Timur Tengah. Kita tahu karena kita pernah rekrut ternyata dia orang Indonesia yang pernah menjadi expert (tenaga ahli) di middle east (Timur Tengah)," ujar Ketua Indonesia National Ailines Carriers Association (INACA) Arif Wibowo dalam paparannya di Pringgodani, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa kualitas tanaga ahli perawatan pesawat tanah air telah diakui hingga ke kancah internasional. Untuk itu, dirinya berharap pengembangan potensi ini dapat diseriusi oleh pemerintah dengan meningkatkan jumlah sekolah kejuruan yang mencetak tenaga ahli dalam bidang perawatan pesawat udara.
Saat ini sekolah penerbangan di Indonesia baru berjumlah sekitar 20 unit sekolah dengan jumlah lulusan rata-rata 300 orang per tahun. Padahal kebutuhan tenaga ahli perawatan pesawat setiap tahun terus meningkat bahkan jumlahnya diperkirakan mencapai 1.000 orang per tahun.
Bisnis penerbangan Indonesia masih bertumbuh rata-rata 8,17% per tahun, dengan demikian kebutuhan teknisi pesawat terbang akan semakin banyak. Saat ini di Indonesia ada sekitar 923 unit pesawat di mana 542 unit diantaranya beroperasi aktif.
Artinya diperlukan lebih banyak tenaga ahli dalam hal pemeliharan pesawat yang haris disediakan Indonesia.
"Mekanik, tenaga ahli, juru mesin dan sebagainya mendukung perwatan pesawat yang handal. Surabaya dan beberapa sekolah penerbangan di Indonesia sudah bisa untuk itu. Diharapkan di masa depan akan lebih banyak lagi, harus didorong supaya lebih banyak lagi," tuturnya.
Dalam kesepatan yang sama, anggota INACA Edward Sirait menerangkan, potensi tersebut dapat dioptimalkan dengan memperbaki sejumlah lini industri di bidang perawatan pesawat.
Selain itu, keberpihakan pemerintah terhadap industri ini dalam hal penyedian kebijakan-kebijakan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan daya saing sektor penerbangan tanah air.
"Kalau pemerintah menyediakan kemudahan komponen pesawat untuk masuk, bukan tidak mungkin nanti pesawat-pesawat dari luar negeri itu berobatnya ke Indonesia," ungkap dia.(ang/ang)
★ detik
0 komentar:
Post a Comment