Berita Terkini
Loading...
Thursday 19 June 2014

TNI Miliki Kapal Pendarat Tank

11:00
Sejarah baru. Pemerintah melibatkan perusahaan swasta dalam membangkitkan industri pertahanan dalam negeriProses penguatan alustsita TNI terus berjalan. Salah satu alutsista yang bakal memperkuat TNI AL adalah landing ship tank (LST). Jenis kapal tersebut selain untuk pendarat serang, juga bisa digunakan untuk mendaratkan tank di tepi-tepi pantai.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, proyek pengerjaan LST masih berlangsung. Jika sesuai jadwal, kata dia, proses serah terima kapal pengangkut tank itu akan dilakukan pada September mendatang.

Saat ini, PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard selaku perusahaan galangan sedang mempercepat penyelesaiannya.

"Kapal ini nantinya akan mengangkut tank kelas berat Leopard yang akan segera datang ke Indonesia, sebanyak di atas 100 unit. Saya confident, target penyelesain kapal ini sesuai target," kata Sjafrie, kemarin.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menunjuk PT Daya Radar Utama Shipyard untuk mengerjakan kapal itu dengan nilai kontrak Rp 180 miliar. Proses pengerjaannya dilakukan di Bandar Lampung. Yang membuatnya bangga, kapal itu dikerjakan oleh tangan kreatif anak bangsa dan putra daerah.

Setelah mencermati dan melakukan observasi langsung, Sjafrie optimistis tiga bulan lagi, satu kapal pengangkut MBT Leopard 2A4++ itu bisa memperkuat daftar alutsista baru di TNI AL. "Ini adalah satu kapal pertama yang dimiliki TNI, yang bisa mengangkut Leopard, tank berat untuk memodernisasi alutsista," ujar pensiunan jenderal bintang tiga tersebut.

Menurut Sjafrie, kehadiran satu kapal pengangkut tank kelas berat itu memang masih kurang. Pasalnya, kapasitas LST itu hanya sanggup mengangkut 10 unit MBT Leopard jika sewaktu-waktu ingin memindahkan tank buatan Jerman itu ke setiap pulau.

Dengan jumlah MBT Leopard 2A4++ lebih 100 unit maka ia tidak memungkiri ke depannya akan dibangun lagi kapal pengangkut tank. Tentu saja, hal itu dapat terwujud dengan mempertimbangkan jumlah anggaran.

"Ini sejarah baru. Ini kontribusi pemerintah untuk melibatkan perusahaan swasta dalam membangkitkan industri pertahanan dalam negeri. Apalagi, teknisi berasal dari daerah," kata Sjafrie.

  ★ Republika  


0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer