Regional Climate Model WRF for Analyzing Extreme Rainfall in DKI-Jakarta
JTM vol. XIV, No. 4/2008, FIKTM, ITB, Bandung
MODEL CUACA REGIONAL WRF UNTUK ANALISA DINAMIKA AWAN KEJADIAN HUJAN EKSTREM DKI-JAKARTA
; Studi Kasus Februari 2007
by
Rahmat Gernowo *; The Houw Liong**; Tri W.Hadi ***; N.J. Trilaksono ****
Abstract
The WRF (Weather Research and Forecast) model usage to simulated the most of atmosphere dynamics at the same time cumulus parameter through to the condition of rainfall cumulus simulation when floods on February 2007 in DKI-JAKARTA.
The Result of this research is a numerical simulation dynamics of cloud rain especially in area of Jakarta represent to important matter in seeking of step solution the prevention of floods especially in Jakarta. The research of convection pattern above area of DKI Jakarta based on to existing perception data, especially high resolution satellite image which is expected will give the understanding of pattern growth of convection cloud yield torrential rains and deliver floods in DKI-JAKARTA.
Key Words: Flood, cloud dynamics and satellite image.
Sari
Penggunaan model WRF (Weather Research and Forecast) untuk mensimulasikan sebagian besar dinamika atmosfer sekaligus parameterisasi cumulus dan simulasi kondisi curah hujan cumulus saat banjir Bulan Februari 2007 di DKI-Jakarta.
Hasil penelitian ini adalah simulasi numerik dinamika awan hujan khususnya daerah Jakarta, merupakan hal penting dalam pencarian salah satu solusi langkah penanggulangan banjir khususnya daerah Jakarta. Pengkajian terhadap pola konveksi di atas daerah DKI Jakarta berdasarkan data pengamatan yang ada, terutama citra satelit resolusi tinggi hal mana diharapakan akan memberikan pemahaman mengenai pola pertumbuhan awan konveksi yang menghasilkan hujan lebat dan mendatangkan banjir di wilayah DKI-Jakarta.
Kata Kunci : Banjir, dinamika awan dan citra satelit.
* Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Diponegoro Semarang
**Fakultas MIPA Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung
***,**** Kelompok Keahlian Sains Atmosfer, Instiut Teknologi Bandung
0 komentar:
Post a Comment